SOKOGURU – Harga emas terus menembus rekor tertinggi di tengah ketidakpastian ekonomi global dan nasional.
Banyak investor kini bertanya-tanya: di saat ekonomi dunia gonjang-ganjing, lebih baik beli, tahan, atau jual emas?
Channel YouTube d’Gold Father bersama Prof. Feri Latu Hihin membedah strategi investasi emas paling tepat di 2025.
“Banyak Sobat SIP yang tanya di kolom komentar, sebaiknya kita buy, hold, atau sell emas saat ini? Saya rekomendasikan buy, karena emas itu double edge harga emas naik, dan dolar juga menguat terhadap rupiah,” jelas Prof. Feri Latu Latuhihin, seperti dikutip sokoguru.id.
Ekonomi Global Tak Pasti, Emas Jadi Safe Haven
Ketegangan perang dagang Amerika Serikat dan Cina, kebijakan tarif Presiden Donald Trump, serta kondisi fiskal Indonesia yang masih lemah membuat ekonomi dunia penuh ketidakpastian.
Investor global, termasuk bank sentral Cina, ramai-ramai mengakumulasi emas dan melepas dolar.
Hal ini mendorong harga emas menembus all time high, bahkan diramalkan bisa mencapai USD4.000 per troy ons jika perang dagang berlanjut.
“Emas is the safest haven di tengah badai-badai perang dagang ini. Semua orang lari ke emas,” tegas Prof. Feri.
Antrean Panjang di Toko Emas, Harga Melonjak Tajam
Fenomena antrean pembelian emas terjadi di berbagai toko emas di Indonesia. Setelah Lebaran, banyak masyarakat rela antre sejak pagi demi membeli logam mulia.
Harga emas melonjak drastis, bahkan naik Rp23.000 hanya dalam sehari. Para pembeli beralasan, emas adalah investasi paling aman di tengah ekonomi yang tidak menentu.
Strategi Investasi: Buy, Hold, atau Sell?
Menurut Prof. Feri, emas saat ini menawarkan keuntungan ganda: kenaikan harga emas dan penguatan dolar terhadap rupiah.
Ia menyarankan untuk tetap membeli emas jika masih ada likuiditas, terutama untuk investasi jangka menengah hingga panjang.
“Kalau emas untuk jangka menengah-panjang, buy and hold. Kalau beli hari ini, 2-5 tahun ke depan tidak akan rugi,” ujar Prof. Feri.
Namun, ia mengingatkan agar investor tetap memperhatikan profil risiko dan tidak tergoda menjual emas hanya karena harga naik sesaat.
Emas tetap menjadi pilihan utama untuk lindung nilai (hedging) di tengah gejolak ekonomi dunia.
Saham Diskon Besar, Tapi Waspada Fundamental
Di sisi lain, banyak saham di Bursa Efek Indonesia sedang diskon besar. Namun, Prof. Feri menegaskan, investor harus fokus pada fundamental perusahaan, bukan sekadar ikut arus asing atau institusi.
Jika ekonomi Indonesia membaik dan program-program ultra-populis dibekukan, indeks saham bisa rebound ke atas 7.000.(*)